Sebuah percakapan tentang perkenalan.
"Nama kamu siapa?"
"Iza."
"Kamu tinggal di mana?"
"Di pondok Inayatulloh."
Yap, Pondok Pesantren Inayatulloh adalah tempat tinggal saya. Sebuah pondok pesantren putra-putri yang berada di selatan Tugu Monumen Jogja Kembali (Monjali). Dari arah Taman Pelangi Monjali ke timur, Anda akan menemukan perempatan lampu merah. Beloklah ke kanan (arah selatan) sampai Anda menemukan toko besar di kiri jalan yang bertuliskan "CAT LANCAR".
Nah, berehentilah sejenak dan tengoklah ke kanan. Ada sebuah toko baju berlabel "NABILA". Di sampingya ada sebuah gang kecil. Menyebranglah dan masuklah ke gang kecil tersebut. Anda akan menemukan bangunan yang terbuat dari bambu, kemudian ada bangunan lebih besar, bercat hijau, dan bertuliskan INAYATULLOH.
Mau tau lebih lanjut tentang Pondok Pesantren Inayatulloh? Mau tahu lebih banyak lagi tentang pondok yang berdiri di tengah-tengah lingkungan yang "plural" ini? To be continued....
Jumat, 20 September 2013
Hanya Ini
Hanya ini, tempatku
menumpahkan segala peluh
rapuh
Aku tidak tahu,
Aku sudah lupa, bagaimana rasanya jatuh cinta
Aku sudah lupa
Aku tidak tahu,
Aku tidak mengerti, bagaimana caranya mencintai
atau bagaimana rasanya dicintai
Aku tidak mau,
Aku tidak berani, bagaimana jika kau kembali
biar aku sendiri
Hanya ini, tempatku
Tidak lagi pundakmu
Aku sudah lupa,
Bagaimana kau mencintai dan bagaimana aku mencintai
Bagaimana kau melindungi dan bagaimana aku melindungi
Sudah lupa aku,
Sejak kau cabut akar bungaku,
yang baru kembang tanpa diaku
Melihat dua orang bermadu di hadapanku,
aku tidak mengingatmu,
karena aku sudah lupa
bagaimana rasanya jatuh cinta
Yogyakarta, 21 September 2013
menumpahkan segala peluh
rapuh
Aku tidak tahu,
Aku sudah lupa, bagaimana rasanya jatuh cinta
Aku sudah lupa
Aku tidak tahu,
Aku tidak mengerti, bagaimana caranya mencintai
atau bagaimana rasanya dicintai
Aku tidak mau,
Aku tidak berani, bagaimana jika kau kembali
biar aku sendiri
Hanya ini, tempatku
Tidak lagi pundakmu
Aku sudah lupa,
Bagaimana kau mencintai dan bagaimana aku mencintai
Bagaimana kau melindungi dan bagaimana aku melindungi
Sudah lupa aku,
Sejak kau cabut akar bungaku,
yang baru kembang tanpa diaku
Melihat dua orang bermadu di hadapanku,
aku tidak mengingatmu,
karena aku sudah lupa
bagaimana rasanya jatuh cinta
Yogyakarta, 21 September 2013
Langganan:
Postingan (Atom)